TAAT ATURAN

1306518812917

Renungan Mingguan

Pengkhotbah 8:2-17

Indonesia secara ketatanegaraan adalah negara hukum dan bukan negara kekuasaan, dan juga bukan kerajaan, dimana segala tata tertib kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum dan dasar negara adalah Pancasila serta dasar hukumnya adalah Undang-Undang Dasar 1945. Namun, kalau kita amati perkembangan dan perjalanan kehidupan bangsa kita, pelanggaran hukum semakin marak sebagai pertanda bahwa ketaatan kepada peraturan semakin kabur. Hal ini dapat kita lihat dari level masyarakat paling rendah sampai ke para elit politik, dan ambil contoh paling sederhana perilaku kehidupan masyarakat di jalan raya, semua mencari jalan sendiri dan toh pada akhirnya, semua akan kembali dampaknya kepada kita. Pemakai kendaraan tidak tertib, ini sebenarnya yang menjadi salah satu sumber kemacetan yang parah akhir-akhir ini dan penyebab terjadinya banyak kecelakaan lalu lintas. Disini kita sebagai orang yang takut akan Tuhan diuji, karena kita diperintahkan untuk taat kepada pemerintah yang diberi wewenang oleh Allah untuk menegakkan hukum di dunia ini. Ketaatan kita sebagai orang Kristen tidak secara mekanis seperti robot, tetapi ketaatan kita bernilai Teologis yaitu sebagai komitmen iman kita kepada Allah. Patuhi perintah raja demi sumpahmu kepada Allah (2). Kita taat bukan semata kepada pemerintah tetapi demi menaati kepada Allah yang lebih tinggi dan lebih berkuasa sebagai sumber segala kebenaran, jadi ketaatan kita sebagai orang Kristen adalah ketaatan kritis dan kreatif, karena kebenaran.
Kita juga jangan terbawa situasi disekitar kita dan bahkan ikut didalamnya, hidup kita bukan karena optimis dan pesimis melihat penegakkan hukum di negeri kita. Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat (11). Sebagai warga gereja yang baik, kita pasti terlihat ditengah masyarakat juga sebagai warga negara yang baik. Disamping kita harus memobilisasi gerakan doa untuk berdoa secara sungguh-sungguh agar pemerintah tidak takut melawan kejahatan dengan menegakkan hukum dan keadilan, kita juga harus menjadi pribadi-pribadi yang taat hukum. Kita mengimani bahwa kuasa Tuhan bekerja melalui pribadi-pribadi yang memiliki hati yang murni untuk melihat bangsa ini maju dan maju tak gentar membela yang benar, kita mendukung para pemimpin negeri ini supaya tidak takut menegakkan hukum dan keadilan, kita doakan presiden Bapak Jokowi dan Gubernur DKI. Jakarta, Bapak Basuki serta Walikota Surabaya Ibu Risma, sehingga wajah negeri kita diubahkan, dan kita kembali kepada jati diri bangsa Indonesia, yaitu toleran dan bersahabat.

RENUNGKAN: Mari dengan rendah hati mengakui bahwa akal budi kita terlalu sempit untuk dapat memahami apa yang sedang terjadi, sehingga kita tidak skedar butuh Tuhan tetapi kita harus belajar terus untuk bergantung kepada Tuhan yang menjadi pusat kehidupan kita di dunia ini.

(oleh: Pdt. Sadikun Lie, MA., M.Th.)

Leave a comment